1. Fidel Castro (52 tahun, 62 hari)
Fidel Alejandro Castro
Ruz adalah Presiden Kuba sejak 1976 hingga 2008. Sebelumnya, ia menjabat
sebagai Perdana Menteri atas penunjukannya pada Februari 1959 setelah
tampil sebagai komandan revolusi yang gagal Presiden Dewan
Negara merangkap jabatan sebagai Dewan Menteri Fulgencio Batista pada
tahun 1976. Castro tampil sebagai sekretaris pertama Partai Komunis
Kuba (Communist Party of Cuba) pada tahun 1965 dan
mentransformasikan Kuba ke dalam republik sosialis satu-partai.
Kesehatan Castro sempat menurun setelah jatuh ketika berpidato
pada 2004. Waktu itu, lutut kiri dan lengan kanannya terluka.
Pada 19 Februari 2008, lima hari sebelum
mandatnya berakhir, Castro menyatakan tidak akan mencalonkan diri
maupun menerima masa bakti baru sebagai presiden atau komandan angkatan
bersenjata Kuba. Castro menyerahkan jabatan kepresidenannya kepada
adiknya Raul Castro.
2. Chiang Kai-shek (46 tahun, 177 hari)
Chiang Kai-shek adalah salah seorang
pemimpin kubu nasionalis yang berhadapan dengan kubu komunis dalam
perang saudara di Tiongkok pada era Republik. Pada tahun 1925,
sepeninggal Dr. Sun Yat-sen, ia melanjutkan cita-cita revolusi Dr. Sun
untuk mempersatukan Tiongkok di bawah satu pemerintahan. Setelah Perang
Dunia II usai, perang saudara antara kaum nasionalis dengan kaum komunis
mulai berkobar lagi. Perang baru selesai pada tahun 1949 dan
dimenangkan oleh Mao Zedong dengan diproklamasikannya Republik Rakyat
Cina pada tanggal 1 Oktober. Chiang Kai Shek-pun melarikan diri ke
pulau Formosa atau Taiwan, berharap suatu hari bisa membebaskan Tiongkok
daratan secara keseluruhan. Di Taiwan, negara Republik Nasional
Tiongkok tetap ada dan dipimpinnya sampai ia meninggal pada tahun 1975.
Lalu ia diteruskan oleh putranya Chiang Ching-kuo.
3. Kim Il-sung (45 tahun, 302 hari)
Kim Il-sung adalah seorang
politikus komunis dari Korea yang merupakan pemimpin Korea Utara (Korut)
dari 1948 hingga hari kematiannya. Ia memegang posisi Perdana Menteri
dari 1948 hingga 1972 dan Presiden sejak 1972, tetapi posisinya yang
paling berpengaruh adalah sebagai Sekretaris Jenderal Partai Pekerja
Korea. Dalam konteks pemujaan kepribadian (personality cult),
Kim secara resmi disebut Great Leader dan menurut konstitusi Korut,
beliau adalah “Presiden abadi” negara tersebut. Hari ulang tahunnya
merupakan salah satu hari libur di Korea Utara.
4. Muammar Khaddafi (42 tahun, 49 hari)
Muammar Abu Minyar al-Qaddafi adalah penguasa otokratis de facto Libya
dari 1969 sampai 2011, setelah merebut kekuasaan dalam kudeta militer.
Sebagai hasil dari perang saudara Libya terbentuklah Dewan Transisi
Nasional (NTC). Kekuasaan Gaddafi semakin tergerus dengan pengakuan
domestik dan internasional terhadap NTC. Dia menghapuskan Konstitusi
Libya tahun 1951 dan menerapkan undang-undang berdasarkan ideologi
politiknya. Kekuasaan yang hampir 42 tahun telah menempatkannya menjadi
penguasa terlama sebagai pemimpin non-kerajaan keempat sejak tahun 1900
dan terlama sebagai pemimpin penguasa Arab. Dia menyebut dirinya sebagai
‘the Brother Leader’, ‘Guide of the Revolution’, dan ‘King of Kings
(Raja segala raja).
Pada tanggal 20 Oktober 2011 Gaddafi
telah ditangkap di kota kelahirannya, Sirte, pada pagi 20 Oktober 2011.
Menurut Pejabat tersebut, Gaddafi dilaporkan meninggal karena terluka
parah pada kedua kaki dan kepalanya.
5. Omar Bongo (41 tahun, 155 hari)
Nama lengkapnya El Hadj Omar Bongo
Ondimba adalah politikus Gabon yang menjabat Kepala Negara Gabon selama
sekitar 42 tahun. Praktis, dia menjabat sebagai presiden pada periode 2
Desember 1967-8 Juni 2009. Ia meninggal pada 8
Juni 2009 di Barcelona, Spanyol karena mengalami gagal jantung. Ia
adalah penguasa terlama Afrika yang masih menjabat, dan penguasa terlama
ke-7 di dunia.
Bongo diyakini sebagai salah satu kepala
negara terkaya di dunia. Ini dihubungkan dengan penerimaan minyak dan
korupsi. Media Perancis melaporkan, keluarga Bongo memiliki banyak real
estat di Perancis. Bongo memerintah secara diktator. Oposisi baru
diperbolehkan ada pada tahun 1990 menyusul gelombang protes
pro-demokrasi. Pada tahun 2003, parlemen menghapus batasan masa jabatan
presiden dari konstitusi. Meskipun rakyat takut kepadanya, banyak orang
menerima kekuasaannya karena dia menjaga negaranya tetap damai dan
memerintah tanpa karakteristik kebrutalan terus-menerus.(**)
0 komentar:
Posting Komentar