- Lumba-lumba Angkatan Laut
Lumba-lumba bersama singa laut membantu angkatan laut Amerika Serikat
dalam patroli laut sejak 1960-an. Sirip lumba-lumba yang memiliki sonar
biologis merupakan alat canggih untuk mencari ranjau berdasarkan konsep
echolocation. Lumba-lumba akan mengirimkan serangkaian sinyal yang
memantul kambali ke arahnya. Mamalia laut ini akan melaporkannya pada
pemantaunya (manusia) menggunakan respon tertentu. Para pemantau akan
menindaklanjuti respon tersebut dengan mengirim kembali lumba-lumba
untuk menandai lokasi objek dengan garis pelampung. Memanfaatkan
lumba-lumba sebagai pencari ranjau pernah dilakukan saat perang teluk
Persia dan perang teluk Irak. Lumba-lumba angkatan laut telah membantu
membersihkan Pelabuhan Umm Qasr di Selatan Irak. Lumba-lumba juga dapat
memindai mata-mata musuh yang dikirim melalui dasar laut. Namun angkatan
laut Amerika Serikat menyangkal adanya rumor pelatihan bagi lumba-lumba
untuk menggunakan senjata saat melawan manusia.
- Gajah Perang
Mamalia darat terbesar yang hidup di bumi ini meninggalkan jejak dalam
peperangan sebagai makhluk yang mampu menghancurkan musuh. Gajah bisa
menginjak-injak tentara, menusuk dengan taring mereka dan bahkan
membuang manusia dengan belalainya. Kerajaan kuno India mungkin yang
pertama menjinakkan gajah untuk dijadikan sebagai tank perang. Tetapi
praktik itu segera menyebar ke Persia di timur tengah. Gajah menjadi
musuh yang dihadapi Alexander bersama orang-orang Yunani dalam
menaklukan dunia. Carthaginians dan Roma memanfaatkan gajah dalam perang
pada waktu tertentu. Kuda takut melihat dan bau gajah, dan tentara
manusia juga harus berurusan dengan teror psikologis menghadapi binatang
besar. Gajah bisa pergi dengan dengan rasa takut atau rasa sakit
setelah munculnya meriam di medan perang untuk mengakhiri mereka.
- Bagal Militer
Bagal berperan penting dalam sejarah peperangan, karena mampu membawa
atau menarik banyak barang seperti makanan, senjata dan perlengkapan
lainnya yang dibutuhkan oleh tentara. Lahir dari keledai jantan dan kuda
betina. Bagal lebih disukai daripada kuda untuk membawa beban karena
daya tahan yang lebih besar. Bagal juga lebih cerdas dan tidak keras
kepala. Pada zaman Romawi kuno, satu Bagal akan mendampingi 10 tentara.
Napoleon Bonaparte menunggang seekor Bagal sendirian menyeberangi
Pegunungan Alpen, selain menggunakan kereta hewan di bagasinya. Tentara
AS melibatlan 571.000 kuda dan bagal di Eropa selama Perang Dunia I,
dan kehilangan sekitar 68.000 Bagal. Bahkan saat ini, Pasukan Khusus AS,
marinir dan tentara mengandalkan binatang ini untuk menjaga jalur
pasokan untuk pos-pos terpencil di pegunungan Afghanistan.
- Anjing Perang
Keterlibatan Anjing dalam peperangan sudah sejak lama berlangsung.
Bahkan anjing digunakan untuk mengawal orang-orang penting sebagai
pemberi tanda jika akan datang serangan dari lawan atau mata-mata. Pada
Bangsa Romawi anjing dilengkapi baju khusus, di Spanyol juga dikenakan
baju lapis baja selama invasi Amerika Selatan di tahun 1500. Baru-baru
ini militer AS telah melatih anjing sebagai pendeteksi bom untuk bekerja
di Irak dan Afghanistan. Dan anjing ini juga dilengkapi rompi anti
peluru.
- Kuda
Kuda memerankan perang penting dalam peperangan, bahkan jika
dibandingkan dengan binatang lainnya. Manusia bisa menjinakan kuda sejak
5500 tahun lalu. Peperangan di Kazakhstan mayoritas melibatkan kuda.
Begitupun dalam peperangan Mesir kuno, Cina dan Negara-negara lainnya.
Pasukan infanteri di setiap negara dipastikan akan melibatkan kuda dalam
pasukannya.
0 komentar:
Posting Komentar